Senin, 14 April 2025

Kasih yang Tak Menghitung Untung Rugi

 

Roma 5:8 –

“Akan tetapi, Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, yaitu ketika kita masih berdosa, Kristus telah mati untuk kita.”

Sebagai umat Kristen, kita merayakan Paskah sebagai momen bersejarah di mana Tuhan Yesus memberikan pengorbanan terbesar-Nya untuk umat manusia. Paskah bukan hanya tentang kebangkitan Yesus, tetapi juga tentang kasih-Nya yang tak terhingga. Kasih yang diberikan tanpa menghitung untung rugi, kasih yang melampaui batasan manusia. Kasih yang Allah tunjukkan kepada kita melalui pengorbanan Kristus di kayu salib adalah bentuk kasih yang paling murni dan sempurna.

Dalam Roma 5:8, kita membaca bahwa "Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, yaitu ketika kita masih berdosa, Kristus telah mati untuk kita." Ini adalah gambaran nyata tentang kasih yang tidak memperhitungkan untung dan rugi. Kasih ini tidak mencari keuntungan pribadi, melainkan memberi tanpa syarat. Di sini, kita menemukan makna sejati dari kasih yang tulus dan tanpa pamrih.

Kasih yang Tidak Menghitung Untung Rugi

Seringkali dalam kehidupan sehari-hari, kasih yang kita berikan terikat pada harapan atau keuntungan pribadi. Misalnya, kita memberi sesuatu dengan harapan kita akan menerima balasan atau setidaknya rasa terima kasih. Kita memberikan kasih, tetapi di balik itu, ada perhitungan. Namun, kasih yang ditunjukkan Yesus kepada kita berbeda.

Kasih-Nya tidak berdasarkan pada apakah kita layak atau tidak. Bahkan ketika kita masih hidup dalam dosa, Yesus memilih untuk mengorbankan diri-Nya untuk kita. Ini adalah kasih yang luar biasa, yang tidak mengharapkan balasan. Dia memberi tanpa melihat untung rugi.

Sebagai pengikut Kristus, kita diajak untuk meneladani kasih ini dalam kehidupan kita. Kita dipanggil untuk memberi dengan tulus, tanpa perhitungan, bahkan kepada mereka yang mungkin tidak dapat membalas kasih kita. Seperti Yesus, kita diajak untuk mengasihi dengan cara yang tak mengharapkan apapun sebagai imbalannya.

Kasih yang Relakah Mengorbankan Diri

Kasih yang sejati tidak hanya memberi tanpa mengharapkan balasan, tetapi juga bersedia berkorban. Yesus memberi nyawa-Nya untuk kita, sebuah pengorbanan yang luar biasa. Kasih-Nya tidak terhalang oleh rasa takut akan kerugian pribadi. Dia rela menanggung semua penderitaan demi keselamatan kita.

Sebagai umat Kristiani, kita diajak untuk mengorbankan diri demi kasih. Kasih yang sejati melibatkan pengorbanan, entah itu waktu, tenaga, atau sumber daya. Dalam kehidupan sehari-hari, kita mungkin dipanggil untuk mengorbankan sesuatu demi orang lain, baik itu dalam keluarga, pekerjaan, atau komunitas. Pengorbanan itu tidak selalu mudah, tetapi itulah makna sejati dari kasih yang tak menghitung untung rugi.

Kasih yang Mencapai Semua Orang

Kasih Allah tidak memilih-milih siapa yang berhak menerima kasih-Nya. Dalam Roma 5:8, kita diberitahukan bahwa "Kristus telah mati untuk kita," meskipun kita masih berdosa. Ini berarti kasih Allah dijangkau oleh semua orang, tanpa terkecuali. Kasih-Nya melampaui segala batasan, baik itu status sosial, latar belakang, atau dosa yang telah kita perbuat.

Begitu juga dengan kita. Sebagai orang yang mengaku mengikut Kristus, kita dipanggil untuk mengasihi semua orang, tidak memandang siapa mereka, baik yang kaya atau miskin, yang baik atau jahat, yang sukses atau gagal. Kasih kita harus dapat menjangkau semua orang, bahkan mereka yang mungkin sulit untuk kita kasihi. Kasih yang tidak mengenal batasan ini adalah kasih yang mencerminkan hati Allah.

Kesimpulan: Kasih yang Mengubah Dunia

Paskah mengingatkan kita akan kasih yang tak terhingga yang diberikan Yesus Kristus kepada kita. Kasih yang tidak mengukur untung rugi, kasih yang memberi tanpa syarat, dan kasih yang rela berkorban. Kita diajak untuk meneladani kasih itu dalam hidup kita.

Sebagai pengikut Kristus, kita dipanggil untuk mengasihi dengan cara yang sama. Kasih yang tidak melihat untung rugi, kasih yang rela berkorban, dan kasih yang menjangkau semua orang. Dunia ini membutuhkan kasih seperti itu—kasih yang dapat mengubah hidup, menyembuhkan luka, dan membawa kedamaian. Marilah kita menjadi saluran kasih itu, agar melalui kita, dunia dapat merasakan kasih Allah yang sejati.

Roma 5:8 mengingatkan kita: "Akan tetapi, Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, yaitu ketika kita masih berdosa, Kristus telah mati untuk kita." Kasih ini adalah kasih yang tidak terukur, kasih yang tak mengenal batas, kasih yang mengubah dunia.

Mari kita rayakan Paskah ini dengan komitmen baru untuk mengasihi tanpa syarat, seperti kasih yang telah Yesus berikan kepada kita melalui pengorbanan-Nya di kayu salib.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar